Apa Hukum Orang yang Mengatakan bahwa Matahari Beredar/Bergerak?
asy-Syaikh Rabi bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah menjawab :
“Matahari beredar, Matahari berjalan. Apabila yang dimaksud dengan “beredar” adalah berjalan, maka tidak mengapa, insya Allah. Namun yang BERBAHAYA adalah menyatakan bahwa Matahari TETAP (tidak bergerak) dan Bumi beredar mengelilingi Matahari!! Ini adalah KEKUFURAN. Karena ucapan tersebut MENDUSTAKAN KITABULLAH, MENDUSTAKAN ALLAH, MENDUSTAKAN RASUL-NYA, dan MENDUSTAKAN KITAB-NYA. Teori ini telah mati. Teori ini – sebagaimana aku baca – ada sejak abad kedelapan belas. Sebagian orang mengatakan – sebagai bentuk ejekan terhadap pertanyaan seperti itu (yaitu Matahari diam, pen) – bahwa “Matahari yang diam itu Matahari pada abad kedelapan belas. Adapun Matahari abad kedua puluh, maka dia berjalan!” Ilmu telah menetapkan – walhamdulillah – bahwa Matahari bergerak. Ini termasuk mukjizat al-Qur’an, Allah berfirman (artinya) : “Matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan al-’Aziz al-’Alim.” (QS. Yasin 38)
“Matahari beredar, Matahari berjalan. Apabila yang dimaksud dengan “beredar” adalah berjalan, maka tidak mengapa, insya Allah. Namun yang BERBAHAYA adalah menyatakan bahwa Matahari TETAP (tidak bergerak) dan Bumi beredar mengelilingi Matahari!! Ini adalah KEKUFURAN. Karena ucapan tersebut MENDUSTAKAN KITABULLAH, MENDUSTAKAN ALLAH, MENDUSTAKAN RASUL-NYA, dan MENDUSTAKAN KITAB-NYA. Teori ini telah mati. Teori ini – sebagaimana aku baca – ada sejak abad kedelapan belas. Sebagian orang mengatakan – sebagai bentuk ejekan terhadap pertanyaan seperti itu (yaitu Matahari diam, pen) – bahwa “Matahari yang diam itu Matahari pada abad kedelapan belas. Adapun Matahari abad kedua puluh, maka dia berjalan!” Ilmu telah menetapkan – walhamdulillah – bahwa Matahari bergerak. Ini termasuk mukjizat al-Qur’an, Allah berfirman (artinya) : “Matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan al-’Aziz al-’Alim.” (QS. Yasin 38)
dari Tanya Jawab muhadharah “Fadhl al-’Ilmi wa Ahlihi”. Lihat kitab “Marhaban Ya Thalibal ‘Ilmi”, hal. 361
WhatsApp Miratsul Anbiya Indonesia
WhatsApp Miratsul Anbiya Indonesia
0 komentar:
Post a Comment